Rabu, 25 April 2012

Saat Kista Hamil | Bisakah Hamil Jika Menderita Kista?



Memang benar yang namanya kista sering dikaitkan sebagai salah satu masalah pada kesuburan kaum perempuan. Bahkan, ada anggapan seseorang yang terkena kista di ovarium (indung telur) akan sulit hamil.
Perlu diketahui, pendapat itu tidak sepenuhnya benar karena pada umumnya kista bersifat jinak, berukuran kecil, dan tidak berpengaruh terhadap kesuburan. Tetapi, kista bisa berbahaya manakala sudah berukuran besar. Lebih diperjelas lagi, kista merupakan neoplasma atau pertumbuhan sel baru yang liar. Kista bisa dikatakan berisiko jika neoplasmanya ganas dan bisa mengakibatkan kanker ovarium.
Bila hal itu terjadi, dapat menjadi nekrotik dan bisa mengakibatkan emboli hingga kematian. Itulah sebabnya kista berukuran besar harus diangkat agar tidak mengganggu dan dapat didiagnosis secara petologi. Dengan diagnosis dapat diketahui apakah kista itu jinak atau ganas.
Biasanya penyakit endometriosis bisa mempengaruhi kesuburan dan dapat memicu terbentuknya kista di indung telur.
Untuk itu, diperlukan operasi dengan cara laparoskopi. Setelah dilakukan operasi, 70% perempuan dengan endometriosis ringan (stadium 1 dan 2) dapat kembali hamil secara normal. Sebaliknya endometriosis berat (stadium 3 dan 4) akan sulit untuk hamil secara alami meskipun telah diobati, kecuali dengan cara inseminasi buatan atau bayi tabung.
Jika terjadi kanker ovarium, ada kemungkinan organ reproduksi seperti indung telur atau rahim harus dibuang sehingga penderita tidak bisa hamil. 

Menurut rekan-rekan dokter spesialis kebidanan dan kandungan kami, wanita dengan kista di rahimnya tetap bisa hamil. Lagi pula organ ovarium itu ada sepasang, jika salah satunya terganggu dan tidak berfungsi, masih ada satu lagi sehingga kehamilan masih dapat terjadi.


Kista berukuran besar dapat mengganggu kehamilan, bukan kesuburan kaum wanita. Kista yang memiliki diameter lebih dari 5 cm dapat melintir pada saat terjadi kehamilan. Akibatnya, kista pecah dan menimbulkan nyeri sangat hebat.
Yang disebut kista itu berupa selaput. Ada yang berisi cairan kental, dan bukan kental, yaitu dermoid. Kista dermoid berasal dari elemen ektodermal sehingga sel-selnya mirip kulit, yaitu sel epitel pipih, juga folikel rambut, kelenjar keringat, dan kadang-kadang juga terdapat elemen tulang. Potensi kista dermoid menjadi ganas relatif kecil, cuma sekitar 1-3%.
Penyakit yang mengganggu kesuburan dan sering disalahartikan sebagai kista adalah endometriosis. Endometriosis memang ada yang berbentuk kista, karena itu sering disebut kista. Padahal, kista merupakan neoplasma, sementara endometriosis berupa kelenjar dinding rahim yang abnormal dan tumbuh di luar rahim.
Kista endometriosis mengganggu kesuburan karena secara mekanik dapat mengakibatkan perlengketan-perlengketan. Adanya perlengketan menyebabkan proses ovum pick-up (lepasnya sel telur yang telah matang), sehingga sulit ditangkap fimbriea (ujung tuba fallopi). Akibatnya, pembuahan sulit terjadi.
Adanya kista endometriosis, dari segi imunologis, dapat menghambat kesuburan, akibat munculnya reaksi-reaksi kekebalan mengganggu fungsi sel telur, sperma, dan embrio secara alami.
Jika dibiarkan, endometriosis akan semakin berat dan umumnya akan makin susah hamil. Dari penelitian ditemukan 40% perempuan yang sulit hamil diketahui memiliki endometriosis pada rahimnya.
Meskipun kista tidak mengganggu kesuburan, Indra menganjurkan untuk selalu melakukan deteksi dini berupa pemeriksaan ultrasonografi (USG). Karena, ada kemungkinan kista tersebut neoplasma ganas dan bisa mengakibatkan kanker ovarium. Seperti diketahui, kanker ovarium merupakan kanker nomor tiga penyebab kematian perempuan Indonesia setelah kanker payudara dan kanker mulut rahim.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.