Minggu, 23 Januari 2011

Cinta Allah cinta Rasulullah cinta ulama satu yang tak terpisahkan

Bagaimana bisa kita tahu caranya mencintai Allah SWT tanpa menuntut ilmu dari Rasulullah. Dan bagaimana kita tahu caranya Rasulullah mencintai Allah SWT tanpa kita menuntut ilmu kepada Para Ulama. Sebab itu tuntutlah ilmu dari Para Ulama dengan sabar dan sopan santun.
Dekatilah Para Ulama yang mencintai Allah SWT dan Rasululloh, cintai mereka lebih dari dirimu sendiri. Barang siapa mencintai Para Ulama Allah pasti akan mencontoh tingkah lakunya, yang berarti juga mencontoh tingkah laku Rasulullah.

Jadi itulah mengapa mencintai Allah sama dengan mencintai Rasulullah, mencintai Rasulullah sama dengan mencintai Para Ulama Allah SWT, dan begitu sebaliknya. Allah SWT, Rasulullah, Para Ulama Allah adalah satu yang tak terpisahkan karena satu tujuan yaitu Ar Rohmaan Ar Rohiim (kasih sayang) terhadap seluruh mahluk. Dan bentuk kasih sayang terhadap umat manusia dengan memberi petunjuk kebenaran hakiki yaitu mencintai Allah dengan cara takdim/menuruti segala perintah dan larangan Allah SWT, dengan tanpa alasan apalagi bantahan tapi dengan tulus ikhlas sopan santun.
Ciri khas Para Ulama Allah adalah ulama yang selalu mengingatkan umat manusia kepada Allah SWT yaitu takdim terhadap perintah dan laranganNya. Karena dengan begitu hidup didunia dan akhirat jadi selamat menyenangkan seperti hidup beribu ribu tahun.

Karena sudah banyak contoh manusia disekitar kita yang tidak pernah ingat Allah SWT walaupun mereka sering sholat dan sering berdzikir yang hanya untuk menyelesaikan kewajiban tanpa hadirnya hati dalam ibadah kehidupannya, apalagi yang tidak melakukannya. Hidup mereka menjadi susah dan ruwet walaupun mereka itu kaya maupun miskin.
Itu sesungguhnya ruh dirinya sedih susah dan sakit karena tidak dekat sama Allah, sebab sering tertipu oleh akal dan nafsunya. Sebab akal dan nafsunya sering tertipu oleh syaitan, karena akalnya tanpa ilmu dan nafsunya yang tak terkendali.

Wahai Sang Penuntut Ilmu, takdimlah terhadap perintah dan larangan Allah SWT(menurut tanpa alasan, bantahan tapi tulus ikhlas sopan santun)seperti yang dituntunkan Para Ulama Allah, Rasulullah dan Allah SWT. Itulah cara satu satunya dan pamungkas mencintai Allah, Rasulullah, Para Ulama Allah tiada jalan lain.

Cintailah Allah SWT cintailah Rasululloh cintailah Para Ulama Allah pasti akan mencintai dengan hakiki (kebenaran) terhadap dirimu, leluhurmu, keluaragamu, keturunanmu, bangsamu, negerimu, dan seluruh mahluk.




Sumber :Tasawuf Noto Ati
( http://tasawufnotoati.wordpress.com/ )

Sabtu, 22 Januari 2011

TATA CARA DAN TATA KRAMA BERDOA

Semua pekerjaan memiliki tata cara. Pekerjaan yang dilakukan
dengan mematuhi tata cara yang benar, pasti akan memberikan hasil
terbaik. Sebaliknya, jika sebuah pekerjaan dilakukan dengan
asal-asalan, tidak menggunakan tata cara yang benar, maka
hasilnyapun akan asal-asalan.

Demikian juga dalam berdoa. Agar doa kita lebih maqbul, kita
harus menggunakan tata cara berdoa yang benar sesuai petunjuk
Allah dan Rasulnya sbb:

1.Membaca basmalah

2.Memuji Allah
"Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya" (An Nashr:3). Dalam ayat ini, Allah memberikan
petunjuk agar kita memuji-Nya sebelum menyampaikan maksud doa
yang kita panjatkan. Memuji Allah ialah dengan mungucapkan
"Alhamdu lillaahi robbil aalamiin" (segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam).

3.Bershalawat untuk Nabi
Dari Annas bin Malik: “Tidaklah seseorang berdoa, kecuali antara
dia dan langit ada hijab, sampai dia bershalawat kepada nabi”.
Jadi, bershalawat kepada Nabi sangat penting untuk membuka hijab
(tirai) doa sampai pada Allah azza wa jalla.
Bershalawat atas Nabi adalah membaca "Allahumma sholli ala sayyi-
dinaa Muhammad"

4.Membaca asmaul husna
"Dan Allah memiliki asmaul husna, maka berdoalah dengan menyebut
asmaa-ul husna itu"(QS Al Araf : 180).
Contoh membaca asmaul husna dalam berdoa:
- Ya Allah, ya RAHMAN
- Ya GHOFUR... ampunilah kami
- Robbanaa innaka anta SAMIIUL 'ALIIM

5.Menyebutkan maksud yang diminta
Point ke-5 ini adalah inti dari doa (permintaan) kita

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
- Mendekatkan diri kepada Allah
- Berdoa dengan sungguh-sungguh dan optimis
- Tidak bosan berdoa sampai doa terkabul
- Pada tempat & waktu mustajabah
- Lebih baik menggunakan redaksi doa yang ada dalam Qur'an/ hadits
- Berusaha keras untuk meraih yang kita inginkan
- Sabar & tawakkal

Dalam meminta sesuatu kepada manusia, tentu perlu menggunakan
tata cara dan tata krama yang benar dan sopan, bukan? Coba kita
bayangkan seandainya tiba-tiba ada orang mendatangi kita, dan
langsung meminta sesuatu dengan cara yang tidak sopan, bagaimana
perasaan kita?

Nah, jika kita berdoa (meminta) kepada Allah langsung to the
point ke-5 (langsung menyebut maksud yang diminta), maka berarti
kita sama sekali tidak menggunakan tata cara dan tata krama dalam
berdoa. Mungkin inilah sebab mengapa doa-doa kita selama ini
tidak terkabul.



Sumber :Ladang Ilmu, Bisnis dan Dakwah
http://MutiaraSempurna.com/?id=Merry

Rabu, 05 Januari 2011

IKHTIAR (BERUSAHA) DULU, TAWAKKAL KEMUDIAN

Bicara tentang Ikhtiar dan Tawakkal, marilah kita jujur mengukur diri bagaimana cara Ikhtiar dan Tawakkal kita selama ini. Sudahkah kita pastikan bahwah kita telah berikhtiar semaximal mungkin untuk mencapai yang kita inginkan dan mewujudkan Tawakkal yang seharusnya ?
Kita pasti pernah mendengar sebuah riwayat tentang seorang sahabat Nabi SAW yang salah paham dalam "Mentawakkali" untanya. Saat sahabat Nabi SAW turun dari untanya, dia langsung meninggalkan untanya begitu saja. Ketika berjumpa dengan Nabi SAW, sang sahabatpun bertanya kepada beliau, " Wahai Nabi,apakah aku lepaskan untaku dan(lalu) aku bertawakkal? ", Nabipun bersabda , " Ikatlah dan kemudian bertawakkallah kepada Allah ". Mengetahui riwayat tersebut maka jelaslah sudah Rosulullah SAW membenarkan arti Tawakkal adalah pada mereka yang telah " Mengikat Untanya " atau TELAH BERUSAHA yang mau meneteskan keringat karena pekerjaannya.
Sering kita mendengar kata-kata yang berkaitan dengan Tawakkal,contoh kata-kata itu adalah " ya pasrah,Tawakkal saja ". Sebagian dari yang mengatakan Tawakkal ada yang benar-benar diikuti dengan perilaku yang mencerminkan dia siap menerima apapun hasil yang diperolehnya, wajah mereka tetap terlihat gembira, tidak susah, tetap optimis dan bersemangat jalani aktifitasnya, meski keberhasilan belum sepenuhnya didapatkannya. Namum sebagian individu lain, Tawakkal yang dikatakan hanya sekedar ungkapan belaka, tidak dibarengi dengan prilaku yang benar atau ternyata tidaklah siap menerima apapun hasil yang diperolehnya. Individu tersebut terlihat terbebani, raut wajahnya kaku, sedih bercampur kegusaran yang teramatkan, kecewa, sehingga dihinggapi kemurungan dan strees. Pengakuan hanyalah pengakuan,bisa jadi itu fakta atau mengada-ada, hanya Allah SWT yang paling tahu apa yang ada didalam diri setiap hamba-hamba-Nya.

Perjalanan hidup kita tidak pernah lepas dari "Ikhtiar dan Tawakkal" itulah bentuk kejujuran kita kepada sunnatullah kehidupan. Melakukan usaha demi mencapai hasil yang diinginkan adalah sudah "ketetapan" dalam kehidupan yang sudah dibuat Allah SWT dan sudah menjadi ketentuan-Nya hingga berakhirnya dunia.Memaknai Ikhtiar dalam kaitannya denga Tawakkal, sebagai orang beriman kita dapat melihat "Usaha/ikhtiar" dalam dua konteks:

1. Usaha merupakan syarat untuk menuju keberhasilan.
2. Usaha merupakan perintah Allah SWT yang kalau kita melaksanakannya dengan niat karena Allah SWT berarti kita mendapat balasan pahala dari Allah SWT.

Rosulullah SAW adalah insan mulia yang paling dicintai oleh Allah SWT dan beliau adalah yang paling mengenal Allah SWT. Beliau tahu betul bahwa takdir Allah SWT tak akan luput kepada apapun dan siapapun. Bahkan kalau mau, beliau sangat bisa untuk tidak melakukan Usaha apapun mengingat status beliau sebagai utusan Allah SWT yang diberi banyak Mukjizat. Salah satunya Mukjizat Rosulullah SAW adalah beliau bisa melihat peristiwa yang akan datang atau yang bakal terjadi. Dalam kwalitas Tawakkal yang tak tertandingi,beliau masik melakukan yang namanya USAHA atau IKHTIAR. Rosulullah sepertinya ingin mengajarkan tentang hakikatnya suatu USAHA, dimana USAHA/IKHTIAR itu lebih dari sekedar jalan menuju keberhasilan, melainkan juga sebuah ketaatan dalam mengikuti Sunnatullah (aturan) yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, kita yang jelas-jelas tidak memiliki Mukjizat "bisa melihat peristiwa yang akan datang atau yang bakal terjadi" harusnya lebih banyak untuk berusaha/berikhtiar dalam mencapai masa depan yang kita inginkan. Allah SWT berfirman dalam (QS. At-Taubah:105) : " Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah SWT dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah SWT) Yang Mengetahui akan yang Ghoib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan ".

*Kita Bekerja,untuk mendekatkan kita pada hasil yang diinginkan...
*Kita Bekerja, karena tiap inchi gerakan yang kita lakukan pasti disaksikan Allah SWT...
*Kita Bekerja, karena dengan pekerjaan kita itu, kelah Allah akan memberitahukan hasil yang kita kerjakan.
Dan jika kita orang yang beriman, tentu tahu bahwa maksud "hasil" itu tak hanya didunia melainkan juga untuk akhirat.

Ketidakmaximalan suatu usaha/ikhtiar paling banyak disebabkan karena ketiadaan atau kurangnya Ilmu yang dimiliki.
Tidak bisa dikatakan sempurna sebuah ikhtiar yang tidak dilandasi dengan ilmu, betapa ilmu sangat penting dalam ikhtiar yang kita lakukan. Bahkan kedudukan ilmu mengalahkan kekuatan fisik yang identik dengan kerja keras. Mari kita lihat disekeliling kita, seperti keluarga yang sukses, keluarga yang tentram, anak yang santun, kedudukan-kedudukan suatu profesi, banyak yang dilatarbelakangi oleh individu yang memiliki ilmu.
Sedangkan sebaik-baik ilmu adalah segala apa yang ada didalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman: "dan ikutilah apa YANG DIWAHYUKAN Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, dan BERTAWAKKALLAH kepada Allah SWT. Dan cukuplah Allah SWT sebagai pemelihara ".(QS. Al-Ahzab 2:3)

Menurut Imam Al-Ghozali, untuk Tawakkal yang sempurna kepada Allah yaitu kita harus Yakinkan dalam hati 4 keyakinan :
1. Tawakkal karena yakin Allah SWT adalah yang Maha Menyelesaikan masalah.
2. Tawakkal karena yakin Allah SWT pemilik sebenar-benarnya kekuatan.
3. Tawakkal karena yakin Allah SWT yang kehendak-Nya tak akan terhalangi oleh siapapun.
4. Tawakkal karena yakin Allah SWT Dzat yang Maha Penyayang, yang berkenan membuka pintu pertolongan kepada setiap hamba yang datang kepada-Nya.
Bersama dengan itu kita cari ilmu-ilmu yang lain, dari manapun dan dari siapapun asal baik untuk diri kita. Karena pada dasarnya semua ilmu didunia ini datangnya atas izin dan kehendak Allah SWT. Bila usaha/ikhtiar telah dilandasi kerja keras dan ilmu, maka Insya Allah Tawakkal kita akan meyakinkan.
Wallahu A'lam Bisshowab,




Sumber > http://MutiaraSempurna.com/?id=Merry
LADANG ILMU, BISNIS DAN DAKWAH